20 April 2010

Muslim Moro: Dari Satu Penjajah Ke Penjajah Lainnya


Penjajahan terus berlaku. Salah satu bangsa yang masih terjajah saat ini adalah bangsa Moro. Bukan kebetulan, bangsa Moro adalah Muslim. Mereka menghadapi opresi penguasa Filipina sepanjang waktu ke waktu.

Islam dan Moro sudah terjalin sejak ribuan tahun lamanya. Seorang tabib dan ulama Arab bernama Karimul Makhdum dan Raja Baguinda datang ke Filipina Selatan, tepatnya kepulauan Sulu dan Mindanao pada tahun 1380. Mereka berdua mengenalkan penduduk sekitar pada ajaran Islam.

Ajaran Islam yang simpatik menarik banyak kalangan. Salah satunya adalah Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari Manguindanao, yang akhirnya memeluk Islam. Dari sinilah awal peradaban Islam di wilayah ini dimulai. Pada masa itu, sudah dikenal sistem pemerintahan dan kodifikasi hukum yaitu Manguindanao Code of Law atau Luwaran yang didasarkan atas Minhaj dan Fathu-i-Qareeb, Taqreebu-i-Intifa dan Mir-atu-Thullab.

Manguindanao sendiri kemudian menjadi seorang Datu yang berkuasa atas propinsi Davao di bagian tenggara pulau Mindanao. Karena kekuasaan Datu, Islam menyebar ke berbagai daerah sekitarnya, terutama daerah kepulauan dan pantai. Sepanjang garis pantai kepulauan Filipina semuanya berada dibawah kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datu atau Raja bahkan setelah kedatangan orang-orang Spanyol. Konon menurut para ahli sejarah kata Manila (ibukota Filipina sekarang) berasal dari kata Amanullah (negeri Allah yang aman).

Penjajahan Spanyol

Pada tahun 1521, Spanyol dengan dipimpin Ferdinand de Magelllans datang ke Filipina dan langsung membuat onar. Ia menaklukkan seantero negeri namun hanya wilayah selatan yang tak bisa mereka kuasai. Berbeda dengan wilayah-wilayah lainnya, penduduk wilayah selatan yang mayoritas Muslim tidak sudi hidup dalam penjajahan. Spanyol menghabiskan 375 tahun untuk menaklukan kaum Muslimin.

Setelah Spanyol berkuasa, mereka lah yang menerapkan imej buruk terhadap kaum Muslim Filipina. Spanyol menyebut kaum Muslimin dengan sebutan “Moor.” Dalam bahasa Spanyol, Moor berarti buta huruf, jahat, tidak bertuhan dan huramentados (tukang bunuh). Disesuaikan dengan muatan local Filipina, Moor kemudian diganti menjadi Moro. Inilah cikal-bakal penyebutan Muslim Moro dan terus melekat sampai sekarang.

Spanyol tidak hanya menjajah, tapi juga membawa misi Kristen di bumi Islam tersebut. Pada 1578, negeri Matador ini mengadu domba rakyat Filipina untuk memereangi orang-orang Islam di selatan. Spanyol melabelinya dengan nama perang suci, hingga dari sinilah kemudian timbul kebencian dan rasa curiga orang-orang Kristen Filipina terhadap Bangsa Moro yang Islam hingga sekarang. Sejarah mencatat, orang Islam pertama yang masuk Kristen akibat politik yang dijalankan kolonial Spanyol ini adalah istri Raja Humabon dari pulau Cebu, kemudian Raja Humabon sendiri dan rakyatnya.

Penjajahan Amerika Serikat

Spanyol berakhir, datanglah AS. Spanyol, dengan tanpa rasa malu seolah-olah Mindanao dan Sulu kepunyaan mereka, menjual Filipina kepada AS. Harganya? Konon mencapai US$ 20 juta, harga yang sangat banyak pada tahun 1898. Penjualan ini diurus dalam Traktat Paris.

S sadar bahwa orang Islam Filipina telah terlanjur benci terhadap penjajah. Maka mereka pun bersiasat dengan berpura-pura mengambil hati orang-orang Islam agar tidak memberontak. periode 1903-1913 dihabiskan AS untuk memerangi berbagai kelompok perlawanan Bangsa Moro. Strategi AS tidak hanya berjalan secara fisik dalam peperangan. Mereka melancarkan yang lebih dahysat efeknya bagi Muslim Moro, yaitu dengan pendidikan dan ajakan.

Hasilnya, kesatuan politik dan perlawanan kaum Muslim tidak terkendali, dan yang paling ironis, budaya Islam yang sedikit demi sedikit semakin hilang dari masyarakat Muslim Moro.

Masa Peralihan

AS mengganti semua sistem yang dipakai bangsa Muslim Moro. Pada intinya ketentuan tentang hukum AS merupakan legalisasi penyitaan tanah-tanah kaum Muslimin (tanah adat dan ulayat) oleh pemerintah kolonial AS dan pemerintah Filipina di Utara yang menguntungkan para kapitalis.

Manuel L. Quezon, seorang senator, (1936-1944) berusaha memperbanyak jumlah bangsa Filipina non-Muslim. Konsep penjajahan AS melalui koloni diteruskan oleh pemerintah Filipina begitu AS hengkang dari negeri tersebut. Sehingga perlahan tapi pasti orang-orang Moro menjadi minoritas di tanah kelahiran mereka sendiri.

Masa Pasca Kemerdekaan hingga sekarang

Filipina merdeka tahun 1946. Tapi nasib bangsa Moro tidak pernah berubah sampai sekarang. Filipina menjelma menjadi penjajah yang lainnya, bahkan sama kejamnya. Dalam masa kemerdekaan Filipina, Muslim Moro sadar bahwa perjuangannya harus bersatu, tidak boleh bercerai-berai. Kemudian dibentuklah MIM, Anshar-el-Islam, MNLF, MILF, MNLF-Reformis, BMIF.

Namun kekurangannya, pada saat yang sama juga hal itu memecah kekuatan Bangsa Moro menjadi faksi-faksi yang melemahkan perjuangan mereka sendiri secara keseluruhan. Dibandingkan dengan masa pemerintahan semua presiden Filipina dari Jose Rizal sampai Fidel Ramos maka masa pemerintahan Ferdinand Marcos merupakan masa pemerintahan paling represif bagi Bangsa Moro. Pembentukan Muslim Independent Movement (MIM) pada 1968 dan Moro Liberation Front (MLF) pada 1971 tak bisa dilepaskan dari sikap politik Marcos.

Perkembangan berikutnya kita semua tahu. MLF sebagai induk perjuangan Bangsa Moro akhirnya terpecah. Pertama, Moro National Liberation Front (MNLF) pimpinan Nurulhaj Misuari yang berideologikan nasionalis-sekuler. Kedua, Moro Islamic Liberation Front (MILF) pimpinan Salamat Hashim, seorang ulama pejuang, yang murni berideologikan Islam dan bercita-cita mendirikan negara Islam di Filipina Selatan.

Namun dalam perjalanannya, ternyata MNLF pimpinan Nur Misuari mengalami perpecahan kembali menjadi kelompok MNLF-Reformis pimpinan Dimas Pundato (1981) dan kelompok Abu Sayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani (1993). Tentu saja perpecahan ini lagi-lagi memperlemah perjuangan Bangsa Moro secara keseluruhan dan memperkuat posisi pemerintah Filipina dalam menghadapi Bangsa Moro.

Setiap waktu, Muslim Moro menghadapi terror yang terus memakan korban jiwa. Bagi mereka maut senantiasa mengintai. Akankah penderitaan Muslim Moro berakhir? (sa/berbagaisumber)

18 April 2010


KERUSAKAN LAHAN KERING

1. Erosi

Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut oleh media alami ketempat lain (Arsyad, 1989). Ada dua macam erosi, yaitu erosi normal (alami) dan erosi dipercepat.

Ø Erosi normal (alami) juga disebut erosi geologi merupakan proses-proses pengangkutan tanah yang terjadi dibawah keadaan vegetasi alami. Biasanya terjadi dengan laju yang lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah yang tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal.

Ø Erosi dipercepat adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah sebagai akibat perbuatan manusia yang mengganggu keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah dan erosi inilah yang disebut dengan erosi dalam konservasi lahan (Arsyad, 1989).

Berdasarkan penyebabnya erosi dibedakan atas erosi yang disebabkan oleh air dan erosi yang disebabkan oleh angin. Berdasarkan bentuknya, erosi dibedakan dalam : erosi percik, erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing sungai (Suripin 2001).

1) Erosi Percik (Splash erosion)

Adalah proses terkelupasnya patikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Arah dan jarak terkelupasnya partikel-partikel tanah ditentukan oleh kemiringan lereng, kecepatan dan arah angin, keadaan kekasaran permukaan tanah, dan penutupan tanah.

2) Erosi Lembar (Sheet erosion)

Adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff)

3) Erosi Alur (Rill erosion)

Adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Alur-alur yang terjadi masih dangkal dan dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah.

4) Erosi Parit (Gully erosion)

Adalah merupakan kelanjutan dari erosi alur, tetapi alur ini telah berbentuk parit sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. Jika parit itu dibiarkan terus lama-kelamaan akan membentuk jurang..

5) Erosi Tebing Sungai (Streambank erosion)

Adalah pengikisan tanah pada tebing-tebing sungai dan pengerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. Erosi tebing akan lebih hebat jika vegetasi penutup tebing telah habis atau jika dilakukan pengolahan tanah terlalu dekat tebing.

Penyebab Erosi

Factor – factor yang menyebabkan terjadinya adalah :

a) Curah hujan

Kekuatan curah hujan yang jatuh ke tanah dapat memecahkan dan menghancurkan gumpalan – gumpalan tanah.

b) Sifat – sifat tanah

Sifat – sifat tanah yang berpengaruh terhadap proses erosi adalah tekstur tanah, struktur tanah, infiltrasi dan kandungan bahan organic tanah.

Ø Tekstur tanah adalah perbandingan tingkat kasar atau halusnya tanah berdasarkan banyaknya butiran pasir, debu, dan liat.

Ø Struktur tanah adalh gumpalan kecil dari butiran tanah yang tersusun dari pasir, debu, dan liat.

Ø Infiltrasi adalah masuknya air dari permukaan ke dalam tanah secara vertical.

Ø Kandungan bahan organic adalah banyaknya bahan organic dalam tanah sehingga berpengaruh terhadap kemantapan struktur tanah.

c) Pengaruh lereng

Kemiringan lereng berpengaruh terhadap cepat dan besarnya erosi. Lereng yang makin curam kecepatan aliran permukaannya makin meningkat. Oleh karena itu, kekuatan mengangkutnya juga makin meningkat.

d) Vegetasi

Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah sebagai berikut :

Ø Menghambat air yang mengalir di permukaan, tetapi memperbanyak air yang meresap ke dalam tanah.

Ø Membantu penguapan dalam tanah melalui penguapan oleh vegetasi.

Ø Kerapatan vegetasi penutup dapat menghalangi jatuhnya hujan langsung ke permukaan tanah.

e) Peran manusia

Manusia memiliki peran atas terjadinya erosi. Perlakuan terhadap tanah berlereng dengan membuat teras menghambat terjadinya erosi. Namun, penebangan hutan secar berlebihan dapat mempercepat dan memperbesar terjadinya erosi.

Sumber : Ir. A.G.Kartasapoetra Teknologi Konservasi Tanah

2. Kompaksi (Pemadatan) Tanah

Berkurangnya pori – pori tanah umumnya disebabkan oleh pemadatan / kompaksi tanah, makin padat tanah makin berkurang pori- pori tanah dan infiltrasi air ke dalam tanah akan lebih menurun.

Factor penyebab terjadinya pemadatan tanah :

1) Tumbukan butir-butir hujan pada permukaan tanah

2) Pengolahan tanah dengan mesin – mesin berat

3) Penggembalaan ternak dan seringnya terinjak-injak.

Tertutupnya lubang pori – pori atau berkurangnya pori-pori karena terjadinya pemadatan akan menurunkan kegiatan infiltrasi, air di permukaan tidak diberi kesempatan untuk mermbes sehingga aliran permukaan akan terus berlangsung. Menurut penelitian, kapasitas infiltrasi dapat pula menurun jika dalam tanah terdapat lapisan kedap, yang biasanya merupakan lapisan tanah liat, menjadi penghalang perembesan air ke dalam air. Pemadatan – pemadatan tanha hanya dapat dihilangkan dengan melakukan pengolahan tanah yang aktif misalnya, sering melakukan pencangkulan, dan menanaminyna dengan jenis tanaman yang bermanfaat.

Tentang skelet tanah adalah komponen tanah yang berukuran lebih besar dari 2mm, dengan demikian tanah yang banyak mengandung komponen ini pori – porinya besar dan kapasitas infiltrasinya besar

Sumber : Ir. Mul Mulyani Sutedjo. Pengantar Ilmu Tanah

3. Pencemaran Tanah


Kerusakan / pencemaran tanah adalah berubahnya sifat dasar tanah. Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia. Pencemaran tanah bisa disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.


(a) Limbah domestik
Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain. Contohnya adalah Limbah padat (kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral) dan Limbah cair (deterjen, oli, cat)

(b) Limbah industry

Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari daerah: pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair. Limbah padat yang adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas. Limbah cair yang adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam


(c) Limbah pertanian

Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT

Sumber : Otto Soemarwoto Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan

putcrates

putcrates
putcrates